Pikirkan Pertimahan Babel Untuk Kedepan, Hawendro: Ayo Teman Teman Dunia Membutuhkan Kita

oleh -118 views

JAKARTA, TINTABERITABABEL — Harga Timah sempat menyentuh level tertinggi atau tembus USD 35 Ribu per ton sebelum akhirnya bergerak melemah pada awal Mei ini. Kenaikan harga timah dipicu oleh sejumlah faktor mulai dari perang di Myanmar hingga kebijakan pemerintah Brazil mengenai pertambangan.

Menurut Direktur PT Mitra Stania Prima (MSP)  Harwendro Adityo Dewanto, dari Indonesia sendiri ada sejumlah hal yang menyebabkan pasokan menurun. Mulai dari pemilu, idul fitri hingga 5 smelter timah yang tengah berkasus di kejaksaan.

Lantas sebesar apa penurunan produksi dan dampaknya bagi pertimbahan dalam negeri?

“Seperti kita ketahui, Myanmar itu penyuplai industri terbanyak di wilayah Cina, sehingga mereka membutuhkan sekali timah,”kata Harwendro.

Lanjut PLT Ketua Umum Asoisasi Eksportir Timah Indonesia itu, bahwa selain dampak fakor hukum, Timah Bangka Belitug (Babel) juga ada faktor mengenai masalah perizinan.

“Saat ini teman teman terkendala masalah perizinan di Menteri ESDM dan banyak RKAB – RKAB mereka yang belum keluar, itu jugs tentunya menghabat produktivitas. Tapi penurunannya lumayan tidak signifikan dan di Q1 ini lumayan hampir 20 persen dari tahun tahun sebelumnya,”ujarnya.

Saat ditanyakan apa langka atau stertegi yang dilakukan perusahaan untuk tetap memaksimalkan produktivitas dengan kondisi saat ini.

“Kalau sekarang dari perusahaan kita mengejar produksi dari tambang kita dan sebentar lagi kita juga akan kedatangan Kapal Isap Peduksi (KIP) yang baru kita ambil dari tailand. Kemudian kita membantu teman teman kita yang saat ini masih kesulitan RKAB karena permasalahan kompeten persen itu juga mempengaruhi, karena bagaimana pun dunia saat ini membutuhkan kita atau timah,”ungkpnya.

Saat ini masih dikatakan ponakan Prabowo Subianto Indonesia pengekspor terbesar di dunia, sehingga apappun yang terjadi di indonesia sangat mempengaruhi secara global.

“Yang baru mendapatkan RKAB di Bangka Belitung itu kira kira ada 3-4 perusahaan ini. Itu sangat menggenjot perusahaan kita, kalau kami melihat harga timah itu selalu tinggi di Q pertama dan Q ke empat dan akan melandai di Q2 dan Q3, kemudian kalau kita lihat di harga ini masih stabil,”upanya.

Namun Hawendro juga belum mengetahui apakah kedepan di Q2 ini apakah ada dampak dari penyitaan dari 5 smelter yang ada di Bangka Belitung tersebut. Itu bisa mempengaruhi juga kedepan.

“Lima Smelter ini termasuk dibilang relatif lama di Bangka Belitung dan kelima smelter ini memiliki produksi yanng besar dan rata rata pertahun itu di atas 1000 ton dan tentunya dengan ada penutupan 5 smelter ini, sangat mempengaruhi juga dan saat ini pasokkan dunia ini sangat membutuhkan timah,”kata Hawendro.

Apalagi kita ketahui di Eropa industri elektrik TV sudah mulai berkembang kemudian energi terbarukan juga mulai berkembang di Cina maupun di Amerika Nah itu tentunya butuh pasokkan banyak timah.

Tentunya kita memikirkan juga nasib pertimahan Bangka Belitung ini juga kedepannya, kebetulan saya juga Ketua Asosiasi eksportir Indonesia, itu juga kita mendorong teman-teman untuk bersama-sama. Ayo kita bersama-sama dunia membutuhkan kita ni jangan kita diam saja kitas harus memikirkan usaha kita dan kelangsungan lingkungan hidup.tutupnya. (Arf)

No More Posts Available.

No more pages to load.