Opini – Oleh: La Ode M. Murdani.
BANGKA BELITUNG, TINTA BABEL — Dalam era digital yang terus berkembang, profesi jurnalistik mengalami transformasi yang signifikan. Media sosial, platform daring, dan teknologi informasi telah mengubah cara orang mengonsumsi berita dan juga cara jurnalis menyajikan informasi.
Salah satu tren yang semakin menonjol adalah partisipasi masyarakat dalam proses jurnalistik. Dengan adanya media sosial, setiap individu dapat dengan mudah menyebarkan informasi, baik yang bersifat aktual maupun opini. Hal ini menuntut jurnalis untuk lebih cermat dalam memverifikasi dan memvalidasi informasi sebelum disampaikan kepada publik.
Di sisi lain, teknologi juga memungkinkan terciptanya berbagai format konten yang inovatif. Mulai dari video eksplanasi, podcast, hingga visualisasi data interaktif, jurnalis dapat menghadirkan informasi dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembaca.
Namun, di tengah perkembangan positif tersebut, tantangan pun tidak dapat dihindari. Penyebaran informasi yang cepat dan tanpa filter di media sosial seringkali menyebabkan munculnya hoaks dan disinformasi. Oleh karena itu, keberadaan jurnalis yang profesional dan etis menjadi semakin penting dalam menyajikan berita yang akurat dan berimbang.
Dengan berbagai dinamika tersebut, profesi jurnalistik terus beradaptasi dan mengembangkan diri untuk tetap relevan di era digital. Kesadaran akan integritas dan keberanian untuk menghadapi tantangan menjadi kunci dalam menjaga kredibilitas jurnalis dan kepercayaan masyarakat terhadap media. (Opini)
