Fakta Penyelundupan Timah Puluhan Ton, Kuli Pikul Sebut Dibayar 600 Ribu Dan Koordinatornya Cebol

oleh -2,073 views
Lokasi tempat nyelundup yang di tunjuk RT setempat setelah hasil dari keterangan kuli pikul, Foto: La Ode M. Murdani

TINTABERITABABEL, PARITTIGA — Kabar rutusan kampil timah yang di selundupkan melalui jalur Pantai Mantigi, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat (Babar), Ternyata benar adanya.

Aktivitas bongkar muat timah dari mobil ke kekapal itu ternyata bertepatan pada saat malam puasa dan pukul 02.00 WIB. Proses bongkar muat timah dan di selundupkan keluar pulau Bangka itu,

ternyata sebagian kuli pikul merupakan warga Teluk Limau itu sendiri dan di koordinir oleh pria keturunan Tionghoa warga dusun Pahlawan, Desa Teluk Limau.

Hal itu terkuak ketika, Tinta Babel mencari informasi di Desa Teluk Limau, terkait kabar berdar adanya aktivitas Selundupan timah tersebut. Dari telusuran Tinta Babel muncul nama Armani (48) warga Teluk Limau, selaku kuli pikul.

Kepada Tinta Babel, Armani menceritakan awalnya dirinya hendak ke laut untuk memancing Tiba tiba dikarenakan cuaca yang tidak mendukung Ia dipanggil oleh cebol (36) warga Pahlawan, untuk membantu memikul timah, setelah kegiatan itu selesai upah dari pikul itu tidak dibayar oleh cebol.

Armani yang mengaku sebagai kuli pikul dan diupah Rp 200 ribu dan belum dibayar, foto: La Ode M. Murdani

“Tidak jelas itu nak, om disuruh pikul untuk bantu mereka, cuma kerjanya itu pagi, setelah kami pikul gaji om, tidak di bayar dan sampai sekarang cebol pun tidak tau kemana,”kata Armani.

Menurut Armani dirinya sempat juga didatangi oleh Kepolisian, Khususnya Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Polda Babel dan di mintai keterangan. Ia (Armani), menjawab apa adanya karena cama mengambil upah untuk memikul.

“Ada kemarin polisi kesini, saya cuma jelaskan yang saya tau bahwa ada kurang lebih 50 ton, karena kerja siang jadi saya ikut, kalau malam mana berani saya, kalau mau jelas tanyak cebol lah orang cina di pahlawan, pokoknya banyak yang mikul itu,”ucapnya.

Dikatakan Armani waktu itu, Ia ikut mikul pukul 07.00 WIB. Ia juga mengatakan bahwa kapal tersebut sudah ada sejak sebelum penyelundupan timah itu terjadi,

Terpisah Murhadi (30) warga teluk limau yang juga ikut terlibat dalam kuli pikul, mengatakan dirinya dibayar upah sebesar Rp 600 ribu. Murhadi juga menceritakan dirinya tidak tau siapa bos pemilik dari timah tersebut namun dijelaskan murhadi bahwa cara mereka kerja yang pertama mereka pikul dari mobil langsung ke ponton dan dari ponton langsung ke kapal dikarenakan air yang surut dan kandas hinggal kapal tersebut tidak bisa menepi.

“600 ribu kami dibayar orang itu ada juga orang cina tapi saya tidak tau namanya, kami ada 20 orang lebih yang mikul, kami juga cuma diajak teman kami tidak tau siapa bosnya, kami kerja itu pukul 04.00 WIB. Sampai jam 11 siang, mereka bawa timah itu menggunakan 4 unit mobil dengan warna hijau satu dan 3 nya warna kuning,”ujarnya.

Saat ditanyakan apakah waktu melakukan pikul memikul ada melihat aparat TNI maupun Polri yang menjaga aktivitas itu. Menurut Murhadi dia tidak melihat anggota di lokasi.

“Saya cuma lihat orang cina saya dilapangan saya tidak lihat ada aparat disitu karena gelap juga kondisinya waktu saya Mikul timah,”ungkapnya.

Kades Teluk Limau, Jemaun saat ditemui di kantornya mengatakan tidak tau tentang kegiatan penyelundupan tersebut. Ia mengaku cuma mengetahui informasi tersebut dari sejumlah media yang sudah viral.

Kades Teluk Limau, saat diwawancara di kantor Desa. Foto La Ode M. Murdani.

“Informasinya begitu cuma kami tidak tau itu, soalnya saya juga baru tau setelah baca berita di Media,” jelasnya.

Ketua RT 12 Dusun Pahlawan, Desa Teluk Limau, Bulien, saat dikonfirmasi di kediamannya, mengatakan mendengar adanya polisi yang datang, hanya saja saat itu, Ia sedang tidak berada di rumah dan sedang berada di Kecamatan Parittiga, menghadiri hari 300 kelaurganya meninggal.

“Saya ada dengar juga itu, cuma polisi waktu darang mereka juga tidak melibatkan kita maka kami tidak tau secara pasti kejadian tersebut. Jadi jujur saja cebol ini saya baru dengar namanya kalau dia saudara Pesek saya pun baru tau

Dari hasil penelusuran, Tinta Babel cebol dikabarkan kediamannya, telah di gerebek oleh kepolisian, Polairud Polda Babel, namun belum diketahui secara pasti apakah telah diamankan atau belum.

Dikabarkan juga, keluarga cebol bahwa ada usaha jual beli timah yang selama razia beberapa waktu lalu mereka sempat membeli.

Agar berita tersebut berimbang, cebol diupayakan untuk di konfirmasi  oleh Tinta Babel, di tempat beli timahnya milik Pesek, namun keduanya tidak berada meski awak media tau ada seseorang di dalam gudang tersebut. (ARF) ​

No More Posts Available.

No more pages to load.