Dari Curhatan Lurah, Jurnalis Dan Masyarakat Bantu Rumah Milik Wanita 73 Tahun Yang Roboh

oleh -26 views
oleh

PANGKALPINANG, TINTABERITABABEL.COM — Dari membantu pembangunan masjid, Pembagian sembako ratusan paket, kini membantu masyarakat dengan program rumah layak huni.

Beginilah langkah sejumlah Jurnalis/Wartawan yang dipimpin langsung La Ode M. Murdani dan empat media lainya bekerjasama dengan masyarakat, membangun rumah tuah yang di huni oleh wanita berusia 73 tahun.

Keempat Jurnalis itu yakni M. Aditya, Maulana Zainal Abidin dan Dwi Prasetyo, tidak menunggu waktu lama, tim yang bentuk oleh La Ode dan empat Jurnalis serta masyarakat langsung melakukan survei lokasi hingga melakukan pendataan, dan mendatangkan ribuan batako. Muncul Ide dan Gagasan, Tema dengan sebutan,

” Program Rumah Layak Huni – Jurnalis Bersama Masyarakat “.

Ini sempat menarik perhatian warga di jalan Sekolah, RT004/Rw002, Keluarahan Tuatunu Indah, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Jumat (10/10/2025) kemarin.

Terbentuknya progaram rumah layak huni itu, berawal dari curhatan Lurah Tuatunu Indah Iwan Bernadi kepada sejumlah jurnalis saat mengunjungi kantornya.

“Pak, tolong bantu warga saya. Mereka tinggal di rumah yang atapnya hampir roboh, lantainya tanah, dan dindingnya bolong,”kata Iwan kepada Jurnalis.

Di balik obrolan santai itu, terselip kepedihan mendalam. Satu dari sekian rumah warga di kelurahan Tuatunu yang ia pimpin hidup dalam kondisi memprihatinkan, menempati rumah yang tidak lagi layak disebut tempat tinggal. Curhatan itu membuka mata banyak pihak — dan menjadi awal mula Jurnalis bergerak

Ulasan hidup, Yati (73), Nenek tua itu duduk di atas kursi tua di rumahnya yang sederhana. Dia memegang dompet kecil berisi uang pensiun TNI AD milik almahrum suaminya yang diterimanya setiap bulan.

Dengan tangan yang sedikit gemetar, dia menghitung uang receh yang ada di dalamnya. Rumahnya, yang telah berdiri selama puluhan tahun, kini menunjukkan tanda-tanda keausan.

Dindingnya yang kusam, atapnya yang bocor, dan lantainya yang retak-retak. Namun, nenek tua itu tidak terlalu mempermasalahkan. Yang penting baginya adalah bisa hidup dengan tenang dan mandiri.

Setiap bulan, uang pensiun itu menjadi sumber penghidupannya. Dia menggunakan sebagian besar untuk membeli kebutuhan pokok dan membayar biaya listrik. Sisanya, dia gunakan untuk membeli obat-obatan dan kebutuhan lainnya.

Tapi, nenek tua itu sadar bahwa rumahnya tidak bisa bertahan lama lagi. Atapnya yang bocor dan dindingnya yang bolong terbuat dari kayu membuat dia khawatir. Dia takut rumahnya akan roboh kapan saja.

Nenek tua itu berharap ada yang bisa membantu dia memperbaiki rumahnya. Dia ingin bisa hidup dengan lebih nyaman dan aman. Tapi, dia juga tidak ingin merepotkan orang lain. Dia ingin bisa mandiri dan hidup dengan tenang.

Dengan harapan di hati, nenek tua itu melanjutkan hidupnya sehari demi sehari, dengan kekuatan dan ketabahan yang luar biasa.

“Sudah kita rapatkan bersama masyarakat dan perangkat keluarhaan dan alhamdulilah sejumlah RT dan RW yang di komandoi Pak Lurah patungaan untuk beli atap Asbes, sementara Jurnalis dan masyarakat lainya menggalang dana dari beberapa pengusaha untuk membantu semen, batako dan pasir,”kata La Ode.

Lanjut pria berdarah Wakatobi Sulawesi Tenggara itu, bahwa hingga saat ini ada 20 semen sak dan 1600 batako telah tekumpul dan masih menunggu donatur lainya, semoga bahannya cukup dan langsung di esekusi.

“Yang kurang masih banyak selain kayu dan kusen, Cat dinding juga kita butuhkan guna menyempurnakan rumah tersebut,”ungkap La Ode.

Harapan La Ode, semoga program rumah layak huni tersebut sukses dan berjalan lancar tanpa kendala. (**)

No More Posts Available.

No more pages to load.