,

Begini Kronologis Tewasnya Kadir Didalam Jeruji Mapolsek Belinyu

oleh -2,589 views
prisoner in prison, silhouette beyond the bars of the cell

TINTABERITABABEL.COM, BELINYU — Diduga depresi dan dipengaruhi api cemburu. Kadir (36) warga Simpang Mapur, kecamatan Riausilip, kabupaten Bangka memutuskan nafas terahkirnya di Jeruji Mapolsek Belinyu, Senin (29/7/24) pagi.

Pria 36 tahun itu diamankan Polisi atas kasus dugaan tindak pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap Riska yang merupakan istrinya sendiri.

Informasi yang berhasil dihimpun tintaberitababel.com, pada hari Senin tanggal (29 Juli 2024) sekira pukul 00.45 wib telah datang seorang perempuan bernama Riska berdomisili kontrakan kuto panji kecamatan Belinyu, kabupaten Bangka.

Riska yang datang dengan raut wajah ketakutan itu, melaporkan bahwa sedang di kejar oleh suaminya, Kadir dan mengalami Kdrt serta mengalami luka di bagian telapak tanggan.

Kemudian sekira pukul 01.00 wib, Kadir tiba di Mapolsek Belinyu, selanjutnya di lakukan introgasi oleh anggota Polsek yang sedang piket malam. Saat berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) rumah kontrakan,

Kadir sempat mengambil parang dan mengancam ingin bunuh diri dengan cara meletakkan parang di leher nya. Akan tetapi kejadian tersebut sempat dihentikan oleh istrinya dengan cara menarik parang tersebut sehingga melukai tangannya.

Setelah situasi cukup redah kemudian Riska dan Kadir bersama-sama ke Mapolsek Belinyu. Pada saat itu yang membawa kendaraan adalah istrinya sedangkan Kadir di bonceng,

Sesampainya, di depan bank mandiri jalan panji pasir Kadir memaksa berhenti dengan cara menekan rem tangan sebelah kiri, kemudian saat itu Kadir turun dari motor dan mengancam istrinya dengan kata-kata “KU BUNUH K (Aku Bunuh Kamu)” mendengar ancaman tersebut kemudian istrinya langsung tancap gas membawa sepeda motor ke Mapolsek Belinyu.

Tidak lama kemudian Kadir pun tiba di Polsek Belinyu sekira Pukul 01.30 Wib KA SPK bersama anggota piket polsek membawa Riska ke Puskesmas Belinyu guna mendapatkan perawatan luka yang di alami selanjutnya anggota melakukan cek TKP dan ditemukan bercak darah dilantai rumah kontarakan yang berasal dari tangan Riska dan juga di temukan 1 sebilah parang yang digunakan Kadir,

Setelah mengamankan barang bukti sebilah parang kemudian Ka. SPK dan piket kembali ke Mapolsek Belinyu. Pada saat diperjalanan di kembali di temukan seorang laki-laki bernama Hendri yang merupakan selingkuhan Riska dan selanjutnya laki-laki tersebut dibawa untuk diamankan di Mapolsek Belinyu.

Setelah sampainya di Mapolsek Belinyu, anggota Polsek melakukan mediasi dan sepakat permasalahan tersebut akan di selesaikan besok pada pukul 08.00 wib, atas inisiatif bersama kemudian Kadir diamankan di dalam ruang sel tahanan bersama dengan tahanan lainnya sedangkan Hendri di amankan di depan ruang sel tahanan.

Tedi penghuni sel tahanan Mapolsek Belinyu saat di wawancara, awak media mengatakan dirinya mengetahui korban tergeletak saat dirinya mengambil air wudhu untuk menjalankan sholat subuh.

“Saya pas mau mengambil Air Wudhu, saya melihat korban berjongkok didepan jeruji pintu ruang tahanan sedang buang air kecil di lantai ruang tahanan, setelah melihat hal itu saya membangunkan teman-teman tahanan saya kemudian teman-teman tahanan saya memberi tau korban agar membersihkan air kencingnya yang ada dilantai ruang tahanan dan setelah itu saya dan teman-teman tahanan saya melanjutkan untuk tidur,”kata Tedi.

Senada Ibo, yang juga berhasil diwawancara tintaberitababel.com di pintu tahanan Polsek, mengatakan pukul 06.00 wib dirinya terbangun dan melihat korban sedang terbaring di lantai ruang tahanan dan Ia mengira bahwa korban sedang tidur,

Selang beberapa waktu ketika dirinya melihat korban tidak bergerak lagi kemudian Ia (Ibo-red) berinisiatif memanggil piket jaga polsek dan membangunkan teman-teman tahanan, setelah itu anggota polsek langsung masuk ke ruang tahanan dan setelah itu meminta bantuan.

“Anggota piket meminta bantuan kami untuk menggosok balsem dibagian dada dan hidung serta mengecek nadi tetapi kami tidak mengerti untuk pengecekan pada nadi. Tidak beberapa lama kemudian tiba orang puskesmas keruang tahanan melakukan pengecekan kondisi korban dan setelah itu korban langsung dibawa keluar dari ruang tahanan oleh anggota polsek untuk dibawa ke puskesmas belinyu,”ujarnya.

Tidak hanya Tedi dan Ibo, tintaberitababel.com juga, berhasil mewawancara Ari penghuni sel tahanan polsek belinyu dan mengatakan, setelah beberapa waktu korban dimasukan kedalam ruangan tahanan mereka (Ari-red) melihat korban seperti orang depresi dikarenakan korban memukul bagian kepalanya menggunakan tangannya sendiri dan membenturkan kepalanya ke pintu besi ruang tahanan.

“Saya sempat memberi nasehat kepada korban (Kadir-red), untuk menghentikan tindakan memukul kepala dan membenturkan kepala namun korban  malahan mengoceh,”ungkapnya.

Sementara Riska saat ditemui di rumah Duka oleh awak media mengatakan, kalau dirinya dan korban sudah sering kali cekcok mulut yang didasari oleh pengakuan Riska, Tak hanya itu Riska juga menjelaskan sudah tidak ada rasa sayang lagi kepada korban.

“Saya minta cerai kepada korban, namun korban tidak mau untuk menceraikan saya. Bapak lihat bekas luka lebam di mulut saya ini perbuatan korban saat cekcok mulut di jembatan kayu arang saat sepulang dari menonton orgen dikarenakan korban tidak terima kalau saya berjoget di acara orgen,”ungkapnya.

Perselisihan masalah perceraian antara dirinya dan korban, dijelaskan Riska sudah sering terjadi sejak 4 bulan terakhir, bermula ketika korban ketahuan selingkuh oleh istrinya saat korban di antar pulang oleh seorang perempuan di jalan simpang Mapur.

“Dia juga pernah ketahuan dan berapa kali mengancam dengan sebilah pisau akan bunuh diri jika saya masih meminta untuk bercerai. Suami saya juga sering meminum minuman beralkohol jenis arak,”ucapnya.

Sementara itu Kapolsek Belinyu Akp Dr.Singgih Aditya Utama, saat dikonfirmasi tintaberitababel.com, selasa (30/7/24) malam, membernarkan kronologis tersebut. Singgih juga menambahkan bahwa, Ipo salah satu penghuni tahanan Jeruji Mapolsek Belinyu, sempat berteriak dengan cara memanggil piket untuk memberitahukan bahwa salah satu orang yang diamankan semalam dalam keadaan tidak sadarkan diri.

“Ada tahanan berteriak dan memanggil anggota piket melakukan pengecekan keruang tahanan polsek belinyu dan didapati bahwa Kadir dalam keadaan sudah terbaring dengan posisi telentang dan tidak sadarkan diri dan selanjutnya anggota piket melakukan langkah-langkah masuk dalam ruangan sel dan memberikan balsem pada bagian dada serta hidung sambil memeriksa nafas korban,”kata Singgih.

Lanjut Akpol 2013 itu, diketahui bahwa kondisi korban (kadir-red) masih dalam keadaan bernafas tapi terputus-putus, melihat kejadian tersebut selanjutnya anggota piket langsung mendatangi Puskesmas Belinyu dan meminta dokter yang piket untuk datang ke Mapolsek Belinyu,

Sekitar pukul 06.30 Wib piket jaga puskesmas tiba dimako polsek belinyu dan langsung melakukan pengecekan terhadap korban, dari hasil pemeriksaan di ketahui bahwa korban sudah tidak bernafas,

Selanjutnya piket polsek belinyu langsung membawa korban ke Puskesmas Belinyu untuk di lakukan pemeriksaan dan visum et repertum, dan hasil pemeriksaan dipuskemas pihak puskesmas menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia.

“Pukul 07.00 Wib piket reskrim menghubungi istri korban (Riska-red) untuk datang ke Mapolsek Belinyu, setibanya di Mapolsek Belinyu selanjutnya Saya sekalu Kapolsek Belinyu menjelaskan kepada istri korban perihal telah meninggal dunianya korban dan selanjutnya mengajak istri korban ke Puskesmas Belinyu untuk sama-sama melihat kondisi Almahrum dan mendengar penjelasan dari pihak puskesmas hasil visum et repertum,”ujarnya.

Ditambahkan Singgih, sekitar pukul 08.15 wib setelah berkordinasi kepala puskesmas belinyu, kemudian korban langsung di bawa menggunakan ambulance pukkesmas menuju ke RSUD Depati Bahrin Sungailiat untuk di lakukan pemeriksaan lanjutan terhadap korban,

Setibanya pukul 09.15 wib di RSUD sungailiat saat itu pihak keluarga dari korban sudah berada di Rumah Sakit dan kemudian di lakukan visum et repertum dengan disaksikan oleh pihak keluarga dan istri korban.

“Dari  Hasil visum mayat di SRUD Sungailiat korban mengalami luka memanjang pada kelopak mata sebelah kanan, Lebam pada dibawah mata sebelah kanan, Luka lecet pada batang hidung dan Luka lecet pada dahi sebelah kiri,”tambahnya.

Masih dikatakan Singgih, saat ini istri korban dan keluarga besar dari korban mengikhlaskan kejadian tersebut dan menganggap kejadian tersebut adalah musibah dan takdir dari Allah SWT, dan saat ini istri korban dan keluarga telah membuat surat pernyataan dari pihak keluarga untuk menolak dilakukannya otopsi dan menolak membuat laporan polisi.”pungkasnya. (tb/tintaberitababel.com/La Ode M Murdani)

No More Posts Available.

No more pages to load.